Singkat cerita, saat saya akan berangkat kerja, di daerah persimpangan depan wonderia terjadi tawuran
antar pelajar, mereka yg sedang riuh pecah merayakan kelulusan sayang diiringi dengan kearogansian
entah apa yang mereka pikirkan, supaya terlihat gagah? menang? laki-laki? who knows, yang saya tahu
mereka sudah merusak salah satu motor anak SMA lain yang pastinya itu dibelikan orang tua dengan susah payah
bahkan malah belum lunas kreditnya. kejadian tadi cukup menohok bagi seorang ibu ibu yang kebetulan sedang membeli
lauk makan malam disekitar kejadian perkara. tak kuasa ibu terus menyebut nama Tuhannya, sembari berucap istigfar.
padahal ibu itu bukan anggota keluarga dari mereka (re:pelaku tawuran). mungkin beliau jadi teringat anaknya, teringat
kalau anaknya salah pergaulan dengan berbuat seperti sekumpulan anak anak kurang binaan tadi.
Jujur saya baru meilihat tawuraan antar pelajar untuk pertama kalinya, real benar-benar di depan mata.
yang lebih membuat saya menelan ludah adalah saya benar benar melihat gear motor, iya gear motor yang diberi tali dilubangnya
bayangkan sekali lemparan mengenai mata atau organ vital lainnya, apa mereka tidak berfikir akan masa depan korban?
mereka bukan lagi umur 14-16 tahun. mereka harusnya sudah 17-18 tahun, sudah wajib punya KTP. tapi bagaimana bisa
mereka bertindak seolah apa yang mereka lakukan adalah hal yang wajar bagi para siswa.
Beruntung polisi segera tanggap, mungkin warga sudah muak membiarkan hal ini terjadi, hal yang memang tidak pantas
dilakukan saat seharusnya momen hari Penidikan Nasional dan Kelulusan bisa dirayakan dengan cara yg arif dan dewasa. Dan apakah bapak Ki Hajar Dewantara tidak terhujam hatinya jikalau tau seperti ini cara merayakan kelulusan dihari pendidikan.
Dan setelah kejadian tadi saya membaca salah satu portal berita yang menginfokan tentang aliansi siswa SMA di Jogja
yang merayakan kelulusan dengan gairah muda nan positif mengumpulkan dan mengajak teman - temannya untuk mengumpulkan 3000 nasi bungkus yang dibagikan kepada pekerja keras yang ada setiap harinya habis dijalan raya. Sungguh bentuk rasa syukur yg luar biasa terhadap sesama manusia kontradiktif memang, miris pastinya.
Entah kenapa dinamika sosial ini masih ada, masih terpelihara dan masih bertahta seolah tidak ada rantai yg memutus. Semoga potret pendidikan Indonesia bisa lebih bersahaja, bukan serta merta tentang ilmu pengetahuan yang diajarkan, tapi ilmu dan nilai-nilai moral yang juga digencarkan.
SELAMAT HARI PENDIDIKAN
Selamat Malam, jangan lupa minum kopi.
Entah kenapa dinamika sosial ini masih ada, masih terpelihara dan masih bertahta seolah tidak ada rantai yg memutus. Semoga potret pendidikan Indonesia bisa lebih bersahaja, bukan serta merta tentang ilmu pengetahuan yang diajarkan, tapi ilmu dan nilai-nilai moral yang juga digencarkan.
SELAMAT HARI PENDIDIKAN
Selamat Malam, jangan lupa minum kopi.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus